Wednesday, March 9, 2011

Di simpang Jalan (2)

Salah satu sisi negatif kemajuan teknologi, kata seorang guru ngaji, adalah  bahwa teknologi berperan dalam membentuk karakter kurang sabar. 


Beliau mencontohkan, dulu saat pertama kali muncul hp , dan tentu dengan fitur yang masih sangat sederhana.. orang sudah merasa enjoy . Nah ketika sekarang hp sudah sedemikian canggih, sering dijumpai keluhan ...”kok lelet sih ..”, “ ..telmi..” dsb. Kenapa mengeluh ? Tentu karena kurang sabar . Mengapa kurang sabar ?  Salah satunya karena kita jarang mau membandingkan sebuah situasi dengan situasi lain pada peristiwa sejenis.  Dalam kasus hp di atas, seandainya si pemakai mau membandingkan hp yang dimiliki tersebut dengan hp “antik” edisi awal, yang “sparepart”nya saja susah dicari, pasti dia bisa mensyukuri apa yang sekarang dimiliknya. Namun pasar memang selalu mencari mangsa baru, dan kita adalah bagiannya. Kalau saja orang mau berhitung fungsi, bukan gengsi , kebutuhan bukannya keinginan , dia tak kan gampang terjebak dalam arus deras hedonistik. Dan hidupnya pasti lebih tenang. Dalam setiap situsai, ada baiknya direnungkan salah satu wejayang guru agung kita, Rasulullah Muhammad SAW : ” ...pandanglah ke bawah untuk urusan duniamu ...”
Satu contoh lain ...
Dulu untuk menyusun sebuah makalah, apalagi skripsi, kita masih menggunakan “jasa” mesin ketik  manual. Suaranya cukup berisik. Kalau salah ketik ...wah bisa berabe karena tak semua dosen mau menerima lembaran yang ada “tipek”nya. Jadi musti ketik ulang dari awal. Untuk menentukan margin juga butuh perjuangan. Terlanjur dapat tujuh lembar, misalnya, kok ada halaman yang lupa .... tambah kerjaan lagi. Belum lagi kalau naskah tersebut harus dibuat lebih dari satu alias rangkap. Sebelum ada fotokopi, kita pakai kertas karbon ... jangan dibayangkan kalau sampai mengetiknya keliru atau ...kertasnya tergulung tidak simetris. Bisa begadang semalaman.
Dulu ada juga guyonan ...kalau di kantor-kantor, suara mesin ketik tergantung tanggal. Ya, pada titik tertentu, suara detak mesin ketik seringkali mewakili suara hati ... ....
Kalau saja teman-teman yang menggunakan perangkat komputer , se"lelet" apapun ,mau sedikit saja menengok “romantika mengetik sebelas jari” era sebelum tahun 90-an, tentu mereka bisa mensyukuri apa yang dimiliki dan mengurangi porsi mengeluh. Pada dimensi ruhaniah lain, mengeluh juga menghilangkan pahala, sebagaimana dikutip seorang teman : "... musibah itu hanya satu bala,tetapi bila mengeluh maka menjadi dua bala.yang satu bala musibah dan yg ke dua hilangnya pahala sabar atas musibah itu.."  (Abdullah al-mubarrak).

berminat lanjut ke sini ?

No comments:

Post a Comment

Bensae Community is dedicated to be a virtual home for empowerment and enlightenment. Thanks for visiting.