Grojokan Randhusari
Semoga kabar anda baik
adanya.
Sebagian teman sering
mulai menanyakan kenapa blognya belum lagi diupdate ? Ternyata berusaha konsisten menulis bukanlah
hal yang mudah. Sebagaimana juga kebiasaan baik lainnya, menulispun butuh ketekunan
ekstra.
Baiklah, kali ini saya
coba posting , lanjutan dari apa yang pernah dituliskan sebelumnya , mengenai
beberapa tempat yang layak dijadikan destinasi ketika anda berada di seputaran
Imogiri. Karena masih berpetualang di wilayah Mangunan, Dlingo dan sekitarnya,
ada baiknya and abaca-baca lagi postingan terdahulu ya. .., klik saja di sini.
Kali ini kita akan menuju ...
Grojogan Randhusari
Untuk menuju lokasi tidaklah terlalu sulit. Oke, kita
asmusikan anda sudah berada di sekitar Kantor Kecamatan Dlingo. Ikuti saja
jalan utama menuju dusun Dhodhogan (jurusaan ke Playen). Selepas tanjakan
tajam, anda akan bertemu sebuah pertigaan yang di tengahnya ada pohon beringin.
Apabila anda berbelok ke kanan, anda akan sampai di Air terjun Lepo juga.
Makanya anda ikuti saja jalan yang agak berkelok ke kiri jika ingin menuju Grojokan
Randhusari.
Tak sampai 500 meter akan ada papan penunjuk. Ikuti saja belokan kearah
utara. (Bila lurus akan sampai jembatan Dhodhogan). Pasar Dhodhogan dan
kemudian sebuah SD akan anda jumpai di kanan jalan. Selepas SD ambil jalan ke
kanan. Tak begitu luas memang plus banyak aspal yang sudah mengelupas bahkan
hilang. Akan sangat mudah mengenali jalur menuju lokasi dikarenakan banyaknya
penunjuk jalan utamanya di pohon-pohon di tepian jalan. Di sebuah pertigaan akan
ada anak-anak muda memungut sekedar bea parkir. Mereka menggunakan handy talky
untuk saling berkomunikasi mengenai kepadatan tempat parkir dsb. Benar saja,
deretan kendaraan berjajar rapi padahal waktu belum juga menunjukkan jam
sepuluh pagi. Animo masyarakat tuk berkunjung ke lokasi ini juga bagus. Selepas
memarkir kendaraan, anda harus berjalan menurun menyusuri pemukiman sebelum akhirnya
anda sampai di area persawahan.
dam di tengah persawahan
Jalan setapak yang sudah disemen dengan ukuran kurang
dari satu meter membuat anda harus hati-hati bila berpapasan dengan pengunjung
lain, apalagi yang basah, he…he. Di kejauhan terlihat sebuah dam berada di
tengah persawahan. Itulah aliran air yng kemudian “terjuan” di jurang setinggi
sekitar 13 meter di balik pepohonan. Air tersebut selain dimanfaatkan untuk
irigasi juga dikelola sebagai supply air bagi warga sekitar. Demikian tutur
seorang petani yang kebetulan kami temui. Inilah asyiknya, berjalan mengikuti
pematang sawah yang berkelok menurun di bawah sinar surya yang mulai terasa
agak menyengat meski di daerah pegunungan seperti ini.
jalan menuju lokasi
Suara gemuruh air terjun
berbaur sorak canda mulai terdengar jelas.
Ya, itulah suara grojokan Rndhusari
yang memang belum lama alias baru mulai diperkenalkan ke public. Setidaknya,
menurut penuturan salah seorang warga, kemungkinan beliau adalah salah satu
tokoh masyarakat, yang bernama Bapak Titis Sabarno, ke depan ada program
perbaikan jalan askes masuk ke lokasi.
grojokan randhusari dari sisi timur
Tentunya hal ini memerlukan beaya yang
tak sedikit. Selama ini warga bergotong-royong mengelola tempat ini termasuk
juga menangani parkir dsb.
Bapak Titis Sabarno
Semoga harapan beliau dan masyarakat untuk
menjadikan grojokan Randhusri sebagai salah satu andalan destinasi wisata bisa
terujud.
sebaiknya anda juga meembaca ini
No comments:
Post a Comment