Sunday, April 5, 2015

Tadabur Alam (lanjutan)



Grojokan Randhusari 
Semoga kabar anda baik adanya.
Sebagian teman sering mulai menanyakan kenapa blognya belum lagi diupdate ?  Ternyata berusaha konsisten menulis bukanlah hal yang mudah. Sebagaimana juga kebiasaan baik lainnya, menulispun butuh ketekunan ekstra.
Baiklah, kali ini saya coba posting , lanjutan dari apa yang pernah dituliskan sebelumnya , mengenai beberapa tempat yang layak dijadikan destinasi ketika anda berada di seputaran Imogiri. Karena masih berpetualang di wilayah Mangunan, Dlingo dan sekitarnya, ada baiknya and abaca-baca lagi postingan terdahulu ya. .., klik saja di sini.

Kali ini kita akan menuju ...
Grojogan Randhusari
Untuk menuju lokasi tidaklah terlalu sulit. Oke, kita asmusikan anda sudah berada di sekitar Kantor Kecamatan Dlingo. Ikuti saja jalan utama menuju dusun Dhodhogan (jurusaan ke Playen). Selepas tanjakan tajam, anda akan bertemu sebuah pertigaan yang di tengahnya ada pohon beringin. Apabila anda berbelok ke kanan, anda akan sampai di Air terjun Lepo juga. Makanya anda ikuti saja jalan yang agak berkelok ke kiri jika ingin menuju Grojokan Randhusari. 


Tak sampai 500 meter akan ada papan penunjuk. Ikuti saja belokan kearah utara. (Bila lurus akan sampai jembatan Dhodhogan). Pasar Dhodhogan dan kemudian sebuah SD akan anda jumpai di kanan jalan. Selepas SD ambil jalan ke kanan. Tak begitu luas memang plus banyak aspal yang sudah mengelupas bahkan hilang. Akan sangat mudah mengenali jalur menuju lokasi dikarenakan banyaknya penunjuk jalan utamanya di pohon-pohon di tepian jalan. Di sebuah pertigaan akan ada anak-anak muda memungut sekedar bea parkir. Mereka menggunakan handy talky untuk saling berkomunikasi mengenai kepadatan tempat parkir dsb. Benar saja, deretan kendaraan berjajar rapi padahal waktu belum juga menunjukkan jam sepuluh pagi. Animo masyarakat tuk berkunjung ke lokasi ini juga bagus. Selepas memarkir kendaraan, anda harus berjalan menurun menyusuri pemukiman sebelum akhirnya anda sampai di area persawahan. 

                                              dam di tengah persawahan
Jalan setapak yang sudah disemen dengan ukuran kurang dari satu meter membuat anda harus hati-hati bila berpapasan dengan pengunjung lain, apalagi yang basah, he…he. Di kejauhan terlihat sebuah dam berada di tengah persawahan. Itulah aliran air yng kemudian “terjuan” di jurang setinggi sekitar 13 meter di balik pepohonan. Air tersebut selain dimanfaatkan untuk irigasi juga dikelola sebagai supply air bagi warga sekitar. Demikian tutur seorang petani yang kebetulan kami temui. Inilah asyiknya, berjalan mengikuti pematang sawah yang berkelok menurun di bawah sinar surya yang mulai terasa agak menyengat meski di daerah pegunungan seperti ini. 

                                                     jalan menuju lokasi
 Suara gemuruh air terjun berbaur sorak canda mulai terdengar jelas. 
 Ya, itulah suara grojokan Rndhusari yang memang belum lama alias baru mulai diperkenalkan ke public. Setidaknya, menurut penuturan salah seorang warga, kemungkinan beliau adalah salah satu tokoh masyarakat, yang bernama Bapak Titis Sabarno, ke depan ada program perbaikan jalan askes masuk ke lokasi. 
                                            grojokan randhusari dari sisi timur  

Tentunya hal ini memerlukan beaya yang tak sedikit. Selama ini warga bergotong-royong mengelola tempat ini termasuk juga menangani parkir dsb. 


                                                              Bapak Titis Sabarno

Semoga harapan beliau dan masyarakat untuk menjadikan grojokan Randhusri sebagai salah satu andalan destinasi wisata bisa terujud.
sebaiknya anda juga meembaca ini

No comments:

Post a Comment

Bensae Community is dedicated to be a virtual home for empowerment and enlightenment. Thanks for visiting.